PERMASALAHAN PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN SUBMATERI INDIKATOR ASAM BASA TERPECAHKAN DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING
PERMASALAHAN PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN SUBMATERI INDIKATOR ASAM BASA TERPECAHKAN DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING
Penulis: Fridawati Siburian, M. Pd (Guru SMA Brigjend Katamso Medan)
Ketercapaian pembelajaran
oleh peserta didik menjadi cita-cita yang terus digaungkan pemerintah terutama
oleh para pendidik. Dengan demikian, berbagai upaya digulirkan dan ditawarkan
agar cita-cita mulia itu bermuara kepada pencapaian peserta didik menyerap
bahkan menerapkan materi.
Berbicara ketercapaian pembelajaran
tentu dipengaruhi oleh banyak faktor. Sederhananya bisa ditilik dari dua sisi,
yaitu dari dalam diri peserta didik dan faktor di luarnya. Demikian juga jika
becermin dari sisi guru, yaitu diri sendiri dan peserta didik.
Sejatinya, pembelajaran di
sekolah harus berbasis kepada peserta didik sebagai fokus utama pembelajaran.
Itulah alasan mengapa seorang pendidik harus bisa merancang pembelajaran yang
variatif dan menyenangkan bagi mereka. Fakta membuktikan di lapangan bahwa
kesenjangan harapan dengan kenyataan justru terbangun dengan jelas. Sebagai
contoh, masih ditemukan peserta didik yang bermasalah dalam mencari solusi dalam pembelajaran kimia pada materi
indikator asam basa. Hal ini diperkuat dari hasil belajar peserta didik.
Sekitar 25% tidak tuntas Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM).
Akan sangat bijak jika seorang pendidik mengambil waktu untuk
berefleksi terlebih dahulu untuk memeriksa dan mengoreksi diri. Hal ini sangat
penting. Namun, justru sering dilupakan pendidik bahkan dianggap sepele.
Mengoreksi diri jauh lebih manusiawi dibandingkan berujung pada menyalahkan
peserta didik.
Hemat saya, berawal dan bermula dari pendidik. Dengan demikian, diperlukan strategi dan metode yang pas dan bervariasi untuk mengajari peserta didik di era sekarang ini. Tak bisa kita tutupi bahwa pembelajaran yang dilakukan guru kurang kontekstual selain guru belum menerapkan model pembelajaran yang inovatif seperti model problem based Learning. Apalagi dengan data bahwa guru belum membelajarkan anak sesuai dengan karakteristik peserta didik (gaya belajar peserta didik) yang kebanyakan kinestetik. Hal ini diperoleh setelah dilakukan pemetaan gaya belajar peserta didik dengan menggunakan aplikasi aku pintar. Ditambah pula kurangnya pemanfaatan teknologi seperti aplikasi pembelajaran (yang tersedia secara online) sebagai sumber belajar dan penggunaan lab maya dan tidak menyediakan LKPD yang menarik bagi peserta didik (tidak menyesuaikan dengan gaya belajar peserta didik, biasanya menggunakan yang ada di buku panduan peserta didik). Artinya bahwa pembenahan dari pendidik justru menjadi titik vital dalam keberlangsungan pembelajaran di sekolah.
Mengapa model PBM dipandang berkontribusi positif terhadap
pembelajaran peserta didik di sekolah? Sebuah pertanyaan yang sangat tepat kita
ajukan. Menurut Munandar, A. (2021) Problem-Based Learning (PBL)
merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat mendorong peserta didik
untuk berpikir kritis, keterampilan menyelesaikan masalah, menghubungkan
pengetahuan mengenai masalah-masalah, dan isu-isu dunia nyata. Claudia Sianipar,
Frida and Sitorus, Marham (2021) mengemukakan dengan bahan ajar asam basa
berbasis kontekstual efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan nilai
karakter siswa. Siregar, W. D.,
& Simatupang, L. (2020) mengatakan bahwa model pembelajaran PBL mempengaruhi aktivitas
belajar dengan rata-rata 86,20 dan hasil belajar siswa pada materi asam basa
dengan rata-rata 83,75, dimana terdapat hubungan antara model aktivitas belajar
dengan hasil belajar sebesar 21,92 %.
Adapun langkah awal yang dilakukan pendidik adalah penyusunan
perangkat pembelajaran berbasis model pembelajaran problem based learning seperti RPP, membuat power point PPT, dengan memanfaatkan
teknologi sebagai sumber belajar berupa video indikator asam basa, aplikasi/software asam basa seperti PhET.
Kemudian membuat video bagaimana
cara mendownload dan tutorial aplikasi PhET, membuat video cara
menguji larutan dengan menggunakan indikator, berikutnya menyusun LKPD yang di dalamnya
termuat sintaks model PBL dan mengkombine
dengan pembelajaran kontekstual, terakhir menyusun evaluasi pembelajaran
berbasis HOTS (instrumen penilaian dan rubrik penilaian).
Tahap lanjutan adalah melakukan pendekatan kepada peserta
didik untuk lebih memahami kondisi dan minat belajar anak. Semua media
pembelajaran dibagikan kepada peserta didik sebelum pembelajaran. Pelaksanaan
pembelajaran dengan memberi pretes secara online.
Hal ini menjadi masukan yang sangat baik sebelum pembelajaran. Selanjutnya, peserta didik melakukan observasi (1)
rumah sendiri dan juga lingkungan sekitar, (2) di lingkungan sekolah (tanaman
yang tumbuh di sekolah) yang berhubungan dengan indikator asam dan basa.
Pembelajaran di
kelas dengan menerapkan model PBL dengan keseluruhan sintaksnya dan pembelajaran
langsung dikaitkan dengan konten dengan produk-produk yang digunakan oleh
peserta didik berupa minuman dan makanan, skin
care seperti sabun pencuci wajah, sabun mandi, hand wash, lotion, serum, produk untuk kebersihan seperti sabun
cuci, detergen dan juga obat-obatan seperti obat maag, vitamin C, dll.
Penjajakan informasi dari peserta didik juga dilakukan dengan menanyakan
peserta didik untuk mengetahui bahan-bahan apa saja yang ada di sekitar mereka
yang bisa digunakan menjadi indikator asam basa. Bahkan, peserta didik
ditantang untuk mencari alternatif sebagai pengganti bahan yang tidak
tersedia di laboratorium, dengan cara memaksimalkan apa yang ada di lingkungan
sekitar.
Selama proses
pembelajaran masing-masing peserta didik mampu menggunakan aplikasi lab
mayauntuk identifikasi asam basa dengan menggunakan pH meter, aktif dalam
berdiskusi dan peserta didik mampu bekerja sama dalam kelompok saat pelaksanaan
praktikum langsung. Peserta didik mengobservasi, merumuskan masalah, mengolah
data, menganalisis hasil percobaan, menyimpulkan dan mengkomunikasikan hasil
pengembangan karya di depan kelas. Secara tidak langsung, peserta didik
berliterasi pada saat mengolah data, menganalisis data dan mengembangkan hasil
karya. Peserta didik mampu membuat indikator alami dari bahan-bahan yang ada di
sekitarnya, dapat mengidentifikasi sifat bahan-bahan yang ada dalam kehidupan
sehari-hari dan juga beberapa larutan yang tersedia di laboratorium dengan
menggunakan beberapa indikator.
Untuk
merealisasikan pembelajaran berpusat pada peserta didik, pendidik mengajak dan
memotivasi mereka merekam video kelompok sendiri sebagai dokumentasi kelompok
biar bisa ditonton kembali dan di-upload di media sosial sekaligus untuk
membantu guru menilai keterampilan psikomotorik karena keterbatasan guru saat
membimbing penyelidikan.
Pembelajaran
lebih hidup karena peserta didik bisa berkreasi di luar jam pelajaran yang
dilakukan secara online. Laporan
disajikan menggunakan aplikasi canva
dalam menyusun laporan praktikum supaya lebih menarik. Dalam hal peserta didik
yang berdiferensiasi, pendidik memberikan waktu untuk menuangkannya dalam
desain grafis yang batas pengumpulannya ditentukan oleh guru.
Pada akhir pembelajaran, sintak PBM benar-benar tercapai dan
terpenuhi yang berdampak pada hasil belajar kognitif yang ketuntasannya 90% .
Peserta didik merayakan pencapaian mereka. Bukankah pembelajaran yang
menyenangkan menjadi “barang vital” bagi peserta didik di sekolah?
Tak berlebihan jika saya mengatakan bahwa hasil pembelajaran setelah kolaborasi dengan peserta didik termasuk efektif. Peserta didik mampu untuk mencari solusi untuk menyelesaikan masalah tentang indikator asam dan basa. Selain itu, peserta didik mampu bekerjasama dalam kelompok, mengkomunikasikan proses dan hasil pembelajaran, menyajikan hasil laporan, mengenali dan menggunakan aplikasi canva dalam penulisan laporan. Peserta didik senang dan antusias dengan penerapan model PBL dibantu LKPD serta metode praktikum.
Silahkan download pdfnya di sini !
Sangat menginspirasi, semngat terus dalam mengembangkan pendidikan
ReplyDeleteSemoga pembelajaran Kimia menyenangkan bagi peserta didik.
ReplyDeletesangat membantu, dapat diadaptasi karena lebih menarik dan tidak membosankan. Terimakasih
ReplyDeleteSangat menginspirasi untuk pembelajaran indikator asam basa , Terimakasih .
ReplyDeletesemoga dapat di gunakan untuk materi lainnya dengan sedikit modifikasi......semangat tuk perbaruan....
ReplyDeleteSangat menginspirasi untuk dilakukan pembelajaran di kelas
ReplyDeleteSangat menginspirasi untuk pembelajaran yang dilakukan di kelas
ReplyDeleteMenarik untuk di coba pada pembelajaran di kelas. Terus semangat berkarya
ReplyDeleteSangat menarik dan menjadi inspirasi untuk saya ketika mengajar
ReplyDeleteMenarik untuk di coba
ReplyDeleteSangat menarik dilakukan dalam pembelajaran kimia. semoga semangat terus berkarya untuk pendidikan yang lebih baik.
ReplyDeleteMantap. Sangat bermamfaat.
ReplyDelete